Sekalipun pada kehidupan orang dengan nama apa saja bisa jadi siapa saja, tapi dalam fiksi yang begitu singkat, nama harus mempermudah pembaca menyatu dengan kisah.
Coba rasakan tulisan ini.
Setiap kali gadis itu lewat, seluruh siswa selalu memandangnya. Dia bukan sekedar siswi di sekolah ini, tapi ia adalah bintang. Matanya, hidungnya, wajahnya, tingginya, seluruh yang ada pada dirinya adalah wujud kesempurnaan.
Tukiyem, siapapun yang bisa mencuri hatinya, dia adalah pemuda yang paling beruntung.
Bagaimana rasanya? Ada yang mengganjal?
Mungkin nama yang cocok Shinta, Devi, Ratu atau lainnya tapi Tukiyem kayaknya kok gak cocok ya?
Ada penjelasan logis?
Tidak ada tapi ya sudah begitu adanya.
Asma Nadia termasuk penulis yang sangat cermat memilih nama.
Saya sendiri sering salut begaimana penukis ini bisa memberi nama pada tokoh tokohnya, sehingga ketika tokoh itu dijadikan judul pun jadi wajar.
Misalnya:
Rahasia Mas Danu - di buku Sakinah Bersamamu
Cinta Begitu Senja - nama tokohnya wanitanya Senja (matahari terbenam) tokoh prianya Fajar (matahari terbit) - bahkan nama tokoh menggambarkan isinya.
Aisyah Putri - tokoh yang sangat digandrungi pembaca di awal tahun 2000-an (kini sedang di revisi).
Jadi pintar-pintar memilih nama tokoh karena berkaitan erat dengan ikatan hati pembaca pada tokoh.
Sumber : KBM
Thanks for reading & sharing SURALAGA ONLINE
0 komentar:
Posting Komentar